Objek
wisata Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek
wisata ini diresmikan pada 27 agustus 1979 oleh bupati kuningan saat itu, yaitu
R.A.A. Mohamand Achmad. Sebagai catatan, selain di Cibulan, terdapat tiga
tempat rekreasi sejenis di Kuningan, yaitu: kolam linggarjati di kompleks Taman
Linggarjati Indah, Kecamatan cilimus ; kolam cigugur, di Kecamatan cigugur; dan
Kolam Darma Loka di Kecamatan darma.
Menurut
cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat desa maniskidul dan masyarakat
Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya
adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa
pemerintahan prabu siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurit pembangkang
tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon
ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun
bertambah. Apabila kolam dikuras, ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun
saat kolam diisi air, mereka akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula.
Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang
berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani
mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.
Di
dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang.
Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter.
Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman
120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau
bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh
puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam
mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah
sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis
Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.
Meski
semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di
Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi
pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6
buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.
Selain
kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga
terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur.
Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai
nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan,
Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di
antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting
Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat
melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya
akan terkabul.
Tujuh
mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan
petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu
berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang
kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini
sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau
selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di
tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.
Air di
Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah, meskipun pada musim kemarau
panjang. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga
dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan
dan dimanfaatkan Pertamina
untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf
Ciperna di Kota
Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di
Klayan, Kabupaten
Cirebon.
Kolam
pemandian Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Maniskidul
dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat
itu. Saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14
pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka
kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa
kacang atom dan ikan wader. (http://id.wikipedia.org/wiki/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar